Cerita haru dibalik tittle Liga Champion Milan musim 2002-2003

Siang-siang gini enaknya posting nih, saya akan posting tentang kisah haru yang sangat menyentuh.
Oke tanpa basa-basi, sikattttt...
:D

Anda penggemar sepak bola? Ada
satu cerita menarik yang ingin saya
ceritakan disini. Mungkin bagi
Milanisti sudah banyak yang tau, bagi
yang belum tau silahkan membaca
dan bagi Milanisti, kalian bisa
membagi cerita ini kepada teman
Milanisti yang lain.

Anda tau AC Milan? Klub asal italy
yang pada mei tahun 2002-2003
berhasil menggondol trophy Liga
Champion setelah mengalahkan
Juventus dibabak final?

Bukan cerita dibalik adu pinalti yang
saya bahas karena saya memang
bukan komentator sepakbola yang
sok pintar seperti yang ada dilayar
televisi.
Beberapa bulan sebelum
pertandingan final UCL, yaitu pada
maret 2003 ada kejadian heboh di
kota milano markas besar AC Milan.

Waktu itu seorang penggemar setia
Milan yang bernama Andrea dan
masih berumur 12 tahun menderita
leukemia. Karena penyakitnya sudah
tergolong kronis dan dokter juga
sudah angkat tangan, Andrea-pun
tinggal menikmati detik detik
terakhir hidupnya.

Menjelang detik detik terakhir sang
bocahhanya memiliki satu
permintaan. Menurut anda apa kira
kira permintaan si Andrea..?? Yang
pasti si Andrea tidak meminta
makanan yang enak, mainan yang
canggih, rumah atau mobil mewah.

Lalu apa????
Andrea hanya punya satu harapan,
dia berharap bisa melihat senyum
Paolo Maldini, kapten AC Milan untuk
yang terakhir kalinya. Alangkah
terkejutnya sang kapten setelah
mengetahui permintaan Andrea.
Esoknya Maldini dengan satu kostum
merah hitam bernomor punggung 3,
plus foto dan tanda tangannya
datang kerumah sakit tempat Andrea
dirawat.

Akan tetapi semua menjadi
sia sia karena sang bocah sudah
keburu meninggal dunia. Apa mau
dikata, niat baik dari sang kapten
ternyata harus berakhir dengan
keharuan.
Ternyata bukan itu saja, Andrea
masih meninggalkan keharuan yang
lebih mendalam. Sebelum
mengembuskan nafas terakhirnya,
Andrea sempat menulis sebuah
pesan di secarik kertas kecil. Pesan
yang sangat mengharukan yang
menunjukkan keinginan serta
semangat Andrea yang mulia. Ada
satu kalimat yang sampai kini tidak
bisa dilupakanoleh pemain Milan,
khususnya Paolo Maldini.

Andrea menulis “Saya sungguh tidak
menyesal ketika saya tidak bisa
melihat senyum pangeran saya
untuk yang terakhir kali, karena saya
akan melihat senyuman dia dari atas
sana pada final UCL mei nanti di Old
Trafford, sewaktu dia mengangkat
tinggi tinggi trophy itu”

Pesan berikutnya dari Andrea adalah
“Setelah Scudetto mustahil untuk
direbut, tolong berjanjilah kepada
saya bawalah trophy liga champion
itu kembali ke kota Milan. Saya
memang sudah tidak ada lagi
sekarang, tetapi semangat dan
dukungan saya akan selalu ada
didalam diri kalian. Saya akan
mendukung kalian dari atas sana”
Dan setelah tiga bulan berlalu
setelah Milan berhasil mengalahkan
Juventus di final liga champion,
Maldini bersama Leonardo, Gattuso,
Costacurta, dan beberapa staff dari
Milan foundation berziarah ke
makam Andrea dengan membawa
trophy Champion ke tempat
peristirahatan terakhir sang bocah.

Dengan bijak, Maldini mengatakan
“Saya tentu masih ingat kejadian itu.
Saya hanya bisa menangis sewaktu
melihat Andrea dimakamkan dengan
kostum kebesaran Rossoneri sambil
memeluk boneka beruang dan
sebuah album berisi foto foto kami”

“Waktu itu saya telah bersumpah
untuk membawa Milan menjadi juara
champion. Saya juga sudah berjanji
pada diri saya dan Andrea bahwa
saya akan bawa trophy itu ke makam
ini”

-miLanistred-

Just share

Assalamualaikum,

Kali ini aku pengen sharing cerita nyata, cerita sendu (tapi jangan pada mewek ia)
kayak apa ceritanya, silahkan agan-agan baca dah.

Saat itu, entah hari apa tanggal berapa aku tak ingat. Tapi yang kuingat tragedi itu terjadi di tahun 2006.

Suasana riuh riah, semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Aku yang waktu itu baru lulus Sekolah dasar, saat itu sedang mendaftar di Sekolah tingkat pertama di desaku.

Dunia baru bagiku, aku tak mempedulikan sekitarku. Aku hanya fokus pada tujuanku.

Akhirnya aku diterima, dan masuk kelas 1B. Aku termasuk tipe orang pendiam, jarang berbicara dengan teman sebangku.

Namun perkenalanku dengan seorang teman, sebut saja Budiono. Membuatku menjadi orang yang suka bergaul, Sedikit demi sedikit kami mulai akrab. Begitu juga aku dengan teman yang lainnya.

Ia dimataku adalah pelindungku, karena tubuhnya yang besar dan tak takut pada siapapun.
Setiap ada yang jahilin aku, dia selalu ada disampingku.

Kami suka nyanyi-nyanyi bersama, waktu itu kalau nggak salah lagu kangen band sama st12 lagi booming-boomingnya.
Dia suka nyatet lirik lagu di bukunya, mungkin ada puluhan lebih yang dia tulis.

Setiap ada jam kosong, kami bahkan satu kelas nyanyi bareng, lagu yang dicatet Budiono selalu kami nyanyiin.

Hari terus berganti, tak terasa sudah hampir satu semester.
Banyak kejadian yang telah ku alami, yang kini menjadi kenangan manis dalam hidupku.

Sore itu, sekitar pukul 16:00 wib, ada sms masuk. Isinya seperti ini
"dik, budi meninggal. Katanya orang tenggelam di kolam".

Waktu itu aku masih nggak percaya, mungkin itu cuma berita yang belum benar pikirku.
Keesokan harinya aku baru percaya setelah semua orang membicarakan kematian budi, badanku terasa lemas dan aku masih tetap nggak percaya juga.

Dan akhirnya aku pasrah, merelakan teman baikku itu pergi. Walau berat, mau bagaimana lagi. Itu sudah takdir.

Ada satu hal yang belum tersampaikan sebelum ia meninggal, yaitu catatan lagu yang kutulis. Aku lupa entah lagu apa.

Waktu berkata lain, ia telah meninggalkan dunia terlebih dahulu sebelum aku memberikan catatan itu.

Selamat tinggal teman, semoga kau tenang di alam sana. Kami akan selalu mendoakanmu, pasti.


Ya, inilah realita. Tapi tetap jalani hidup, selalu optimis.


Mungkin ini saja yang dapat ku share, apabila ceritanya kurang bagus mohon dimaklumi. Karena manusia tidak ada yang sempurna.

Wassalam...